Sabtu, 12 November 2011

Terpojok dalam Dimensi yang Kosong

0 komentar
Aku merasakan ketakutan
Aku takut untuk menatap hari esok
Perasaanku seolah terpojok dalam dimensi yang kosong
Kesalahan yang dulu seolah mengejarku
Kesalahan itu menghantui dalam fikiranku
Aku menjadi lemah untuk sekejap
Merasa pesimis untuk melangkah
Namun, teman-temanku tetap memberiku motifasi
Masa depan telah didepan mata
Aku menyadari ketakutan tidak akan membuat kita menjadi orang
Anggaplah masalalu itu takpernah ada
Jika berbicara kesalahan setiap orang pasti mempunyai kesalahan
Itulah yang dinamakan kehidupan
Kesalahan dan masalah akan menjadikan pembelajaran
Menuju proses pendewasaan
Akan tetapi kita tidak boleh melupakan sejarah
Dari sejarah atau masalalulah kita belajar untuk tidak menggulaginya


Yogyakarta, 10 November 2011

Continue reading →
Selasa, 07 Juni 2011

DINASTI AGHLABIYAH

0 komentar
Dinasti Aghlabiyah adalah salah satu Dinasti Islam di Afrika Utara yang berkuasa selama kurang lebih l00 tahun (800-909 M). Wilayah kekuasaannya meliputi Ifriqiyah, Algeria dan Sisilia. Dinasti ini didirikan oleh Ibnu Aghlab (Mufradi, 1997:116). Para penguasa Dinasti Aghlabiyah yang pernah memerintah adalah sebagai berikut :
1.    Ibrahim I ibn al-Aghlab (800-812 M)
2.     Abdullah I (8l2-817 M)
3.     Ziyadatullah (817-838 M)
4.    Abu ‘Iqal al-Aghlab (838-841 M)
5.    Muhammad I(841-856 M)
6.    Ahmad (856-863 M)
7.     Ziyadatullah (863- M)
8.    Abu Ghasaniq Muhammad II (863-875 M)
9.    Ibrahim II (875-902 M)
10.    Abdullah II (902-903 M)
11.     Ziyadatullah III (903-909 M)

Aghlabiyah memang merupakan Dinasti kecil pada masa Abbasiyah, yang para penguasanya adalah berasal dari keluarga Bani al-Aghlab, sehingga Dinasti tersebut dinamakan Aghlabiyah. Awal mula terbentuknya Dinasti tersebut yaitu ketika Baghdad di bawah pemerintahan Harun ar-Rasyid. Di bagian Barat Afrika Utara, terdapat dua bahaya besar yang mengancam kewibawaannya. Pertama dari Dinasti Idris yang beraliran Syi’ah dan yang kedua dari golongan Khawarij.
Dengan adanya dua ancaman tersebut terdoronglah Harun ar-Rasyid untuk menempatkan balatentaranya di Ifrikiah di bawah pimpinan Ibrahim bin Al-Aghlab. Setelah berhasil mengamankan wilayah tersebut, Ibrahim bin al-Aghlab mengusulkan kepada Harun ar-Rasyid supaya wilayah tersebut dihadiahkan kepadanya dan anak keturunannya secara permanen. Karena jika hal itu terjadi, maka ia tidak hanya mengamankan dan memerintah wilayah tersebut, akan tetapi juga mengirim upeti ke Baghdad setiap tahunnya sebesar 40.000 dinar. Harun ar-Rasyid menyetujui usulannya, sehingga berdirilah Dinasti kecil (Aghlabiyah) yang berpusat di Ifrikiah yang mempunyai hak otonomi penuh. Meskipun demikian masih tetap mengakui akan kekhalifahan Baghdad (Hoeve,1994: 65).
Pendiri Dinasti ini adalah Ibrahim ibn al-Aghlab pada tahun 800 M. Pada tahun itu Ibrahim diberi provinsi Ifriqiyah (Tunisia Modern) oleh Harun al-Rasyid sebagai imbalan atas pajak tahunan yang besarnya 40.000 dinar dan meliputi hak-hak otonom yang besar (Bosworth,1980:.46). Untuk menaklukkan wilayah baru dibutuhkan suatu proses yang panjang dan perjuangan yang besar, namun tidak seperti Ifriqiyyah yang sifatnya adalah pemberian.
Dinasti Aglabiyah berkuasa kurang lebih dari satu abad, mulai dari tahun 800-909 M. Nama Dinasti Aglabiyah ini diambil dari nama ayah Amir yang pertama, yaitu Ibrahim bin al-Aglab. Ia adalah seorang pejabat Khurasan dalam militer Abbasiyah. Pada tahun 800 M. Ibrahim I diangkat sebagai Gubernur (Amir) di Tunisia oleh Khalifah Harun ar-Rasyid. Karena ia sangat pandai menjaga hubungan dengan Khalifah Abbasiyah seperti membayar pajak tahunan yang besar, maka Ibrahimi I diberi kekuasaan oleh Khalifah, meliputi hak-hak otonomi yang besar seperti kebijaksanaan politik, termasuk menentukan penggantinya tanpa campur tangan dari penguasa Abbasiyah. Hal ini dikarenakan jarak yang cukup jauh antara Afrika Utara dengan Bagdad. Sehingga Aglabiyah tidak terusik oleh pemerintahan Abbasiyah.
Pemerintahan Aghlabiyah pertama berhasil memadamkan gejolak yang muncul dari Kharijiyah Barbar di wilayah mereka. Kemudian di bawah Ziyadatullah I, Aglabiyah dapat merebut pulau yang terdekat dari Tunisia, yaitu Sisilia dari tangan Byzantium 827 M, dipimpin oleh panglima Asad bin Furat, dengan mengerahkan panglima laut yang terdiri dari 900 tentara berkuda dan 10.000 orang pasukan jalan kaki. Inilah ekspedisi laut terbesar. Ini juga peperangan akhir yang dipimpin panglima Asad bin Furad karena itu, ia meninggal dalam pertempuran. Selain untuk memperluas wilayah penaklukan terhadap Sicilia juga bertujuan untuk berjihad melawan orang-orang kafir. Wilayah tersebut menjadi pusat penting bagi penyebaran peradaban Islam ke Eropa Kristen.
Aspek yang menarik pada Dinasti Aghlabiyah adalah ekspedisi lautnya yang
menjelajahi pulau-pulau di Laut Tengah dan pantai-pantai Eropa seperti pantai Italia
Selatan, Sardinia, Corsica, dan Alpen. Selain itu juga berhasil menaklukan kota-kota pantai Itali, Brindisi, Napoli, Calabria, Totonto, Bari, dan Benevento. Dan pada tahun 868 M, mampu menduduki Malpa. Dengan berhasilnya penaklukan-penaklukan di atas Dinasti Aghlabiyah menjadi Dinasti yang kaya, sehingga para penguasa Aghlabiyah antusias dalam bidang pembangunan.
Keberhasilan penguasaan seluruh pulau Sisilia inilah yang membuat Aglabiyah
unggul di Mediterania Tengah. Kemudian Aglabiyah melanjutkan serangan serangannya ke pulau lainnya dan pantai-pantai di Eropa, termasuk berhasil menaklukan kota-kota pantai Italia Brindisi (836/221 H.) Napoli (837M), Calabria (838 M), Toronto (840 M ), Bari (840 M), dan Benevento (840 M). Karena tidak tahan terhadap serangan berkepanjangan dari pasukan Aghlabiyah pada Bandar-bandar Itali, termasuk kota Roma, maka Paus Yonanes VIII (872– 840 M) terpaksa minta perdamaian dan bersedia membayar upeti sebanyak 25.000 uang perak pertahun kepada Aglabiyah.
Pasukan Aglabiyah juga berhasil menguasai kota Regusa di pantai Yugoslavia (890 M), Pulau Malta (869 M), menyerang pulau Corsika dan Mayorka, bahkan mengusai kota Portofino di pantai Barat Italia (890), kota Athena di Yunani-pun berada dalam jangkauan penyerangan mereka.
Dengan keberhasilan penaklukan-penaklukan tersebut, menjadikan Dinasti Aglabiyah kaya raya, para penguasa bersemangat membagun Tunisia dan Sisilia. Ziyadatullah I membangun masjid Agung Qairuan, sedangkan Amir Ahmad membangun masjid Agung Tunis dan juga membangun hampir 10.000 benteng pertahanan di Afrika Utara. Tidak cukup itu, jalan-jalan, pos-pos, armada angkutan, irigasi untuk pertanian (khususnya di Tunisia Selatan, yang tanahnya kurang subur), demikian pula perkembangan arsitektur, ilmu, seni dan kehidupan keberagamaan.
Selain sebagai ibu kota Dinasti Aghlabiyah, Qoiruan juga sebagai pusat penting munculnya mazhab Maliki, tempat berkumpulnya ulama-ulama terkemuka, seperti Sahnun yang wafat (854 M) pengarang mudawwanat, kitab fiqih Maliki, Yusuf bin Yahya, yang wafat (901 M), Abu Zakariah al-Kinani, yang wafat (902 M), dan Isa bin Muslim, wafat (908 M). Karya-karya para ulama-ulama pada masa Dinasti Aghlabiyah ini tersimpan baik di Masjid Agung Qairuan.

1. Langkah-langkah Pemimpin Aghlabiyah
·    Penguasa Aghlabiyah pertama berhasil memadamkan gejolak Kharijiyah Berber diwilayah mereka.
·    Dilanjutkan dengan dimulainya proyek besar merebut Sisilia dari tangan Bizantium pada tahun 827 M, dibawah Ziadatullah I yang amat cakap dan energik, dengan meredakan oposisi internal di Ifriqiyyah yang dilakukan Fuqaha’ (pemimpin–pemimpin religius) Maliki di Qayrawan (Cairovan). Disamping itu, suatu armada bajak laut dikerahkan, sehingga membuat Aghlabiyah unggul di Mediterania Tengah dan membuat mereka mampu mengusik pantai Italia Selatan, Sardinia, Corsica, dan Meriteran Alp. Kemudian Aghlabiah juga berhasil merebut Malta pada tahun 868 M. Daerah-daerah tersebut yang menjadi wilayah kekuasaan Dinasti Aghlabiyah. Dengan demikian, pada tahun 878 M sempurnalah penguasaan atas Sisilia, kemudian pulau itu dibawah pemerintahan Muslim. Pertama di bawah kekuasaan Aghlabiyah dan kedua di bawah Gubernur-Gubernur Fathimiyah, sampai penaklukan oleh Norman pada abad XI. Pulau itu menjadi pusat bagi penyebaran kultur Islam ke Eropa KRISTEN.

2. Peninggalan-peninggalan Bersejarah Dinasti Aghlabiah

Aghlabiyah adalah pembangun yang penuh semangat. Diantara bangunan-bangunan
peninggalan Aghlabiah adalah:
a)    Pembangunan kembali Masjid Agung Qayrawan oleh ZiyadatullahI
b)    Pembangunan Masjid Agung Tunis oleh Ahmad.
c)    Pembangunan karya-karya pertanian dan irigasi yang bermanfaat, khususnya di Ifriqiyah selatan yang kurang subur.

3. Kemunduran Dinasti Aghlabiyah

Menjelang akhir abad IX, posisi Aghlabiah di Ifqriqiyah menjadi merosot. Hal ini disebabkan karena amir terakhirnya yaitu Ziyadatullah III tenggelam dalam kemewahan (berfoya-foya), dan seluruh pembesarnya tertarik pada Syi’ah, juga propaganda Syi’iah, Abu Abdullah.
Perintis Fatimiyah, Mahdi Ubaidillah mempunyai pengaruh yang cukup besar di Barbar, yang akhirnya menimbulkan pemberontakan militer, dan Dinasti Aghlabiyah dikalahkan oleh Fatimiyah (909 M), Ziyadatullah III di usir ke Mesir setelah melakukan upaya-upaya yang sia-sia demi untuk mendapatkan bantuan dari Abbasiah untuk menyelamatkan Aghlabiah
Continue reading →

Ahmad Khatib Al-Minangkabawi

0 komentar
Pendahuluan
Syeikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi adalah ulama besar Indonesia yang pernah menjadi imam, khatib dan guru besar di Masjidil Haram, sekaligus Mufti Mazhab Syafi'i pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Dia memiliki peranan penting di Makkah al Mukarramah dan di sana menjadi guru para ulama Indonesia.
Ahmad khatib meski ia berada di Mekah ia tetap memiliki jiwa nasionalisme. Jiwa nasionalismenya di tuangkan melalui tulisan-tulisan. Sebagaian besar tulisannya itu adalah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan para ulama Indonesia yang berkunjung ke Mekah. Dalam tuliannya itu ia menuangkan pendapatnya tentang penjajahan yang terjadi di Indonesia, ia menentang penjajahan yang di lakukan oleh bangsa Eropa kepada negara Islam.
Pembahasan

Nama lengkapnya adalah Ahmad Khatib bin Abdul Latif al-Minangkabawi, lahir di Koto Gadang, Agam, Sumatera Barat, pada hari Senin 6 Dzulhijjah 1276 H (1860 Masehi) dan wafat di Makkah hari Senin 8 Jumadil Awal 1334 H (1916 M), akan tetapi ada pendapat jyga Ahmad khatib lahir di Bukittinggi pada tahun 1885. Ia pernah belajar di Kweekschool yang berada si Bukittinggi hinga tamat. Pada tahun 1287/1871 bersama ayahnya ia berangkat ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji. Pada Awal keberadanya di Makkah, ia berguru dengan beberapa ulama terkemuka di sana seperti Sayyid Bakri Syatha, Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan, dan Syekh Muhammad bin Sulaiman Hasbullah al-Makkiy.
 Ahmad khatib menikah pada tahun 1296H/1879M dengan putri dari Syekh Saleh Kurdi seorang bangsawan san penjual kitab-kitab. Setelah menikah ia menjadi Imam, Khatib, dan mengajar di Masjidil Haram. Awalnya ia hanya mengajar di rumahnya, karena muridnya bertambah banyak ia pun mulai mengajar di Masjidil Haram setelah mendapat persetujuan dari Syarif, akan tetapi ada pendapat bahwa Ahmad khatib mendapat izin mengajar di Masjidil haram karena pengaruh dari mertuanya yang dekat dengan Syarif.
Banyak murid Syeikh Khatib yang diajarkan fiqih Syafi'i. Kelak di kemudian hari mereka menjadi ulama-ulama besar di Indonesia, seperti Abdul Karim Amrullah (Haji Rasul) ayahanda dari Buya Hamka; Syeikh Muhammad Jamil Jambek, Bukittinggi; Syeikh Sulaiman Ar-Rasuli, Candung, Bukittinggi, Syeikh Muhammad Jamil Jaho Padang Panjang, Syeikh Abbas Qadhi Ladang Lawas Bukittinggi, Syeikh Abbas Abdullah Padang Japang Suliki, Syeikh Khatib Ali Padang, Syeikh Ibrahim Musa Parabek, Syeikh Mustafa Husein, Purba Baru, Mandailing, dan Syeikh Hasan Maksum, Medan. Tidak ketinggalan pula K.H. Hasyim Asy'ari dan K.H. Ahmad Dahlan, dua ulama yang masing-masing mendirikan organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, merupakan murid dari Syeikh Ahmad Khatib.
Syeikh Ahmad Khatib adalah tiang tengah dari mazhab Syafi'i dalam dunia Islam pada permulaan abad ke XIV. Ia juga dikenal sebagai ulama yang sangat peduli terhadap pencerdasan umat. Imam Masjidil Haram ini adalah ilmuan yang menguasai ilmu fiqih, sejarah, aljabar, ilmu falak, ilmu hitung, dan ilmu ukur (geometri).
Gagasan-gagasan Ahmad Khatib
Perhatiannya terhadap hukum waris juga sangat tinggi, keahlianya dalam mawarits (hukum waris) telah membawa pembaharuan adat Minang yang bertentangan dengan Islam. Pembagian waris dalam adat Minang adalah menganut garis matrilial, hal itulah yang di kritik oleh Ahmad khtib karena tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Nasionalisme Ahmad khtib jangan di ragukan walaipin ia tidak tingal di Indonesia khususnya tempat kelahurannya Minang, akan tetapi sikap nasionalismenya tetap besar. Hal itu terbukti saat HOS Tjokroaminoto mendirikan Sarekat Islam mendapat tentangan dari Sayid Usman, Sayis usman berpendapat “bahwa sarekat Islam adalah kelompok yang tidak islam sama sekali dan Tjokroaminito tidak hidup sesuai dengan norma-norma islam” untuk itulah ahmad khatib membela Tjokroaminito. Tidak hanya itu ia juga menyamakan bangsa Belanda dengan orang kafir yang yang menguncangkan agama islam di hati penganutnya.
Dalam hal terekat ia berpendapat, bahwa tasawuf adalah usaha memperkuat akidah secara benar, menegakkan peribadahan dan beraklak mulia sebagaimana yang sigariskan oleh al-Qur’an dan Sunah. Mengamalkan tasawuf tidak boleh terlepas dari al-Qr’an dan Sunah. Ia pun mengkritik beberapa ajaran terekat Naqsyabandiyah yang di angapnya telah menyimpang dari al-Qur’an dan Sunah Rasulullah.
Selain masalah teologi, dia juga pakar dalam ilmu falak. Hingga saat ini, ilmu falak digunakan untuk menentukan awal Ramadhan dan Syawal, perjalanan matahari termasuk perkiraan wahtu shalat, gerhana bulan dan matahari, serta kedudukan bintang-bintang tsabitah dan sayyarah, galaksi dan lainnya.
Syeikh Ahmad Khatib juga pakar dalam geometri dan tringonometri yang berfungsi untuk memprediksi dan menentukan arah kiblat, serta berfungsi untuk mengetahui rotasi bumi dan membuat kompas yang berguna saat berlayar. Kajian dalam bidang geometri ini tertuan dalam karyanya yang bertajuk Raudat al-Hussab dan Alam al-Hussab
Karya-karya
    Ada beberapa karya dari Ahmad khatib yang berpengaruh terhadap dunia ilmu pengetahuan dan dalam dunia islam. Diantaranya adalah: bukunya “Rauda al Huddabab fi ‘Ilm al-Hisab” membahas ilmu berhitung dan ilmu ukur, terutama sebagai ilmu bantu untuk islam, sedangkan kitabnya “ Al Jawahir fi’l A’mal al-Jaibiyyah” adalah buku pedoman untuk pengetahuan tentang tangal kronologi.
Karya lainnya adalah Hasyiyatun Nafahat ala Syarh al-Waraqat. Syeikh Ahmad Khatib menyelesaikan penulisan kitab ini pada hari Kamis, 20 Ramadhan 1306 H, isinya tentang usul fiqih. Kitab-kitab lainnya adalah al-Da'il Masmu'fi al-Raddi ala man Yurist al-Ikhwah wa Aulad al-Akhawat ma'a Wujud al-Ushl wa al-Manhaj al-Masyru', Dhau al-Siraj dan Shulh al-Jama'atain bi Jawazi Ta'addud al-Jum'atain.

Daftar pustaka
A. Steenbrink, Karel.Beberapa Aspek tenteng Islam di Indonesia Abad ke-19,Jakarta:Bulan Bintang 1984
Mansur, Laily,Ajaran dan Teladan Para Sufi,Jakarta:SRI GUNTUNG Devisi Buku Saku Rajagrafindo Pesada 1996
Htttp//wikipedia bahasa indonesia Ensiklopedia bebas. (Di akses 15 maret 2010)
  
Continue reading →
Kamis, 02 Juni 2011

Uang Kampua, Sistem Pembayaran dari Buton

0 komentar
Sering kali orang mengidentikkan Museum Nasional dengan arca. Dulu, memang yang dominan di museum ini adalah arca batu. Koleksi-koleksi inilah yang pertama kali dilihat oleh pengunjung, setelah mereka membeli tiket masuk. Tidak heran bila kemudian Museum Nasional sering disebut Gedung Arca.
Namun sesungguhnya, koleksi-koleksi Museum Nasional amat beragam. Banyak kekayaan budaya dari berbagai daerah terlestarikan di sini. Salah satu di antaranya adalah uang kampua atau bida. Boleh dibilang koleksi ini merupakan masterpiece ruang Numismatik dan Heraldik sampai sekarang.
Dibandingkan mata uang yang beredar sekarang, bentuk uang kampua sangat unik dan bisa dibilang langka. Uang ini dibuat dengan keterampilan tangan, bahannya adalah kain katun berukuran panjang 140 mm dan lebar 170 mm. Cara pembuatannya bukan dicetak tapi ditenun oleh putri-putri istana atau kalangan kerajaan.
Mata uang yang berada di Museum Nasional berasal dari abad ke-19 di Kerajaan Buton, Sulawesi Tenggara. Kemungkinan kampua merupakan uang tertua di Pulau Sulawesi. Selain di Buton, kampua juga pernah diberlakukan di Bone, Sulawesi Selatan, dengan bahan serat kayu.

Menurut cerita, kampua diciptakan pertama kali oleh Ratu Buton yang kedua, Bulawambona. Dia memerintah sekitar abad ke-14.
Diawasi ketat
Keunikan lain uang kampua sistem pengawasannya yang mirip-mirip pengawasan bank sentral di masa modern. Agar terkendali peredarannya, maka jumlah dan corak uang ini ditentukan oleh “BI-nya” Buton, yang dipimpin Menteri Besar Kerajaan yang disebut Bonto Ogena. Dialah yang melakukan pengawasan dan pencatatan atas setiap lembar kain kampua, baik yang telah selesai ditenun maupun yang sudah dipotong-potong.
Pengawasan oleh Bonto Ogena juga dimaksudkan agar tidak timbul pemalsuan. Karena itu, hampir setiap tahun motif dan corak kampua selalu berubah. Hukum di sana memang sangat ketat dan berat. Barang siapa yang ketahuan membuat atau memalsukan uang kampua akan dipancung.

Standar pemotongan kain kampua adalah dengan mengukur lebar dan panjangnya, yakni empat jari untuk lebarnya dan sepanjang telapak tangan mulai dari tulang pergelangan tangan sampai ke ujung jari tangan, untuk panjangnya. Tangan yang dipakai sebagai alat ukur adalah tangan sang Bonto Ogena sendiri.
Mata uang kampua banyak digunakan pada masa pemerintahan Sultan Dayan pada abad ke-14. Tapi diyakini pembuatannya sudah dilakukan pada pemerintahan raja sebelumnya. Disayangkan, informasi yang akurat belum ditemukan.
Kampua menjadi populer karena Sultan Dayan memerintahkan agar setiap transaksi menggunakan mata uang tersebut. Barang siapa yang ketahuan menggunakan mata uang lain, akan dihukum mati.
Pada awal pembuatannya, standar yang dipakai sebagai nilai tukar untuk satu bida (lembar) kampua adalah sama dengan nilai satu butir telur ayam.
Setelah Belanda memasuki wilayah Buton, kira-kira tahun 1851, fungsi kampua sebagai alat tukar lambat laun mulai digantikan uang-uang buatan Kompeni. Ditetapkan bahwa nilai tukar untuk 40 lembar kampua sama dengan 10 sen duit tembaga, atau setiap empat lembar kampua mempunyai nilai sebesar satu sen. Walaupun demikian, kampua tetap digunakan pada desa-desa tertentu di Kepulauan Buton sampai tahun 1940.
Kita termasuk beruntung karena beberapa museum masih memiliki koleksi uang kampua kuno dengan berbagai corak dan ragam. Selain di Museum Nasional, koleksi uang kampua juga dimiliki Museum Bank Indonesia Jakarta Kota dan Museum Mpu Tantular Surabaya.
Continue reading →

Nada Malam

0 komentar
Sebuah nada tercipta dalam sunyi
Mengisi setiap ruang yang kosong
Meghantarkan pada kedamaian
Menghias malam yang selalu begini
Memecah sunyinya malam yang kelam
Menggalunkan keindahan dalam kebimbangan
Menemukan indahnya senyuman
Nada yang tak bertuan
Membunyikan setiap huruf vocal
Menjadikan nada yang sempurna
Nada yang selalu berhiaskan pesona
Nada itu akan selalu tergiang dalam senyuman

Yogyakarta, 14 Mei 2011

Continue reading →
Rabu, 27 April 2011

Pudarnya Pesonamu

0 komentar
Dulu pernah aku tulis puisi cinta untukmu
Dulu pernah aku tuliskan sajak kesedihan untumu
Dulu kamu adalah inspirasiku
Dulu pernah kau buat aku menangis
Dulu pernah kau buat aku tertawa
Namun itu dulu
Kini kamu hanyalah inspirasi yang telah berlalu
Kini kamu hanya masalalu yang telah usang
Pesonamu telah pudar siering waktu yang terus berputar
Aku telah dapatkan inspirasi sejati
Realitaku dan masyarakat adalah sebuah obyek
Tanpamu kini aku telah bahagia dengan kegilaanku
Masalalu biarlah berlalu
Hari depan menungguku….

Yogyakarta, 26 Maret 2011
Continue reading →
Senin, 11 April 2011

Sayupnya Mentari

0 komentar
Sayupnya mentari
Seolah menjadi temanmu
Sayupnya mentari
Melukiskan semangatmu
Setiap detik kau nanti datangnya detik yang bahagia
Senyum yang terkulai
Pengobat lara yang berlalu
Satu gelas Es tak mampu mendinginkan resahmu
Keresahan kini bergelayut pada jiwamu yang telah pupus
Gema suaramu tak lagi nyaring
Hanya suara gelisah yang berteriak
Senyummu adalah pengobat resahmu
Tersenyumlah niscaya resahmu sirna

Yogyakarta, 07 April 2011
Continue reading →
Selasa, 05 April 2011

Setiap Detik…

0 komentar
Setiap detik yang terbuang adalah berkurangnya nyawa
Setiap detik yang telah lewat adalah terbuangnya waktu
Setiap detik yang telah lewat adalah lenyapnya kesempatan
Setiap detik di hadapanmu adalah Emas
Setiap detik di hadapanmu adalah surga yang harus di kejar
Tiadalah elok kita lupakan setiap detik yang telah terjadi
Setiap detik yang telah kita lalui menjadi guru bagi detik berikutnya
Terima kasih Tuhan Atas karuniamu dalam setiap detikMu
Terima kasih Tuhan atas setiap hembusan Nafas yang telah Kau cipta...

Yogyakarta, 11 Oktober 2010


Continue reading →
Selasa, 29 Maret 2011

Menanggapi perselisihan Menegpora dengan ketua umum PSSI

0 komentar

Sepakbola adalah olahraga yang digemari hampir setiap manusia. Dari anak kecil hingga orang tua menyukai dan mengemari olahraga yang bernama sepakbola. Sepakbola yang berasaskan fire play itu belum bisa atau mungkin tidak bisa diterapkan di Negara kita tercinta yaitu Indonesia. 
Kasus demi kasus selalu merundung persepakbolaan di Negara kita ini. Konon mulai dari perjudian, pengaturan skor, rusuh antar supporter hingga yang sedang marak dan menjadi buah bibir di kalangan pecinta bola adalah perselisihan Menegpora dan Ketua Umum PSSI. Perselisihan antara menegpora dan kutum PSSI ini terjadi setelah PSSI gagal menyelengarakan munas yang diadakan di Samarinda. Kegagalan tersebut tentunya banyak penyebabnya, dintaranya adalah: terjadinya kisruh pada saat munas belum dimulai dengan banyaknya para pemegang suara yang konon tidak diakomodir oleh PSSI, sedangkan diluar terjadi banyak para demonstran, muali dari supporter hingga supporter, dan orang-orang yang berpakaian ABRI, orang-orang tersebut belum diketahui apa motifnya. Ketum PSSI menyatakan dalam konfrensi persnya orang-orang yang berpakaian ABRI atau TNI tersebut adalah pendukung dari oknum, akan tetapi hal itu belum terbukti. 
Perselisihan antara pihak Menegpora dan pihak PSSI belum terselesaikan. Pihak Menegpora menghentikan aliran dana kepada PSSI dan tidak mengakui kepemimpinan Nurdin Halid sebagai kutum PSSI dan Nugroho Besoes sebagai sekjen PSSI. Di pihak PSSI Nurdin Halid meminta kepada presiden agar Menegpora Andi Mallarangeng di copot sebagai Menegpora. Perselisihan ini belum dapat di kitahui sampai kapan akan terselesaikan.
Pada hari selasa tangal 29 Maret 2011 terjadi demo di depan markas TNI angkatan darat. Para pendemo menggunakan kaos ABRI dan menerikaakan penolakan atas pencalonan Gerge Toisuta sebagai balon ketum PSSI dengan alasan George masih menjabat sebagai anggota aktif di TNI. Ada benarnya jika seseorang menjabat di dua bauh organisasi tentunya tidak akan focus pada tiap organisasi tersebut. Hal tersebut akan menghancurkan salah satu organisasi yang dipimpinnya atau bahkan keduanya akan mengalami kemunduran.
Ada baiknya kedua belah pihak baik pihan yang mengatasnamakan Menegpora atau dari pihak PSSI duduk bersama untuk membicarakan masalah yang sedang dihadapi. Janganlah saling menyerang melalui media elektronik, hal tersebut bisa berefek tercemarnya organisasi persepak bolaan Negara kita. Bagaimana jadinya jika masalah yang kecil di besar-besarkan dan di ketahui oleh Negara lain tentu Negara kita akan mendapatkan pandangan buruk dari Negara lain. 
Sepakbola adalah olahraga yang fireplay, jadi mari diselesaika secara fireplay pula tidak dengan saling serang. Masalah seperti ini akan dapat berpengaruh terhadap dunai persepakbolaan yang sedang naik setelah diadakannya piala AFF. Mari bersama kita tingkatkan prestasi persepakbolaan Negara kita, jangan meningkatkan masalah pada persepakbolaan di Negara ini. Sudah cukup banyak masalah yang di hadapi Negara ini. Jangan di tambah lagi dengan masalah yang sebenarnya bisa diselesaikan dengan kepala dinggin. 
Sepakbola adalah milik semua orang, sepakbola adalah olahraga pemersatu bangsa, jadi jangan karna masalah yeng bisa diselesaikan dengan berunding harus menghancurkan olahraga pemersatu bangsa. Mari kita selesaikan masalah ini dengan duduk bersama antara pemerintah, PSSI, KONI dan pihak-pihak yang berkecimpung dalam persepakbolaan. Damai tentu lebih baik dari pada harus saling saling salah-menyalahkan satu diantara lainnya.
Berprestasilah sepakbola Indonesia…..  

Continue reading →
Senin, 28 Maret 2011

Kontras Pembangunan Gedung DPR dengan Realitas Masyarakat Miskin di Indonesia

0 komentar

Rencana dewan perwakilan rakyat untuk membangun sebuah gedung yang mewah sangatlah berdanding terbalik dengan kinerja mereka. Pembangunan gedung baru banyak orang yang menilai itu hanya menghambur-hamburkan uang Negara. Para anggota DPR berdalih pembangunan gedung baru itu untuk meningkatkan kinerja mereka. Menurut akal sehat seorang yang berprestasi itu boleh di kasih hadiah, akan tetapi jika seseorang tidak berprestasi bagaimana akan diberi hadiah. Sekalipun diberi hadiah alasannya apa? 
Pembangunan gedung DPR yang baru sangat kontras dengan realitas kehidupan masyarakat Indonesia sendiri. Tentu akan lebih baik jika dana yang digunakan untuk membangun gedung mewah tersebut digunakan untuk kesejahtraan rakyatnya. Tidak munafik banyak masyarakat yang masih hidup dibawah garis kemiskinan. Pemerentah dan para wakil rakyat tidak hanya menilai masyarakatnya lewat tulisan atau laporan saja, akan tetapi lihatlah secara langsung ke tempat-tempat kumuh yang banyak terdapat di ibukota. Banyak hal yang bisa dilakukan wakil rakyat dan para pejabat pemerintah tidak hanya memikirkan diri sendiri akan tetapi cobalah anak-anak yang miskin yang berprestasi itu dikasih kesempatan untuk mencicipi nikmatnya bangku sekolah maupun bangku kuliah. Banyak mansyarakat miskin yang pandai, akan tetapi karna terbentur masalah dana ia hanya menjadi pekerja kasar, ngamen, dan lain-lain. 
Masyarakat miskin kian hari kian menjamur. Hal itu bisa dilihat dalam realita yang ada. Banyak masyarakat Indonesia miskin, tidak hanya miskin dari segi financial akan tetapi miskin dalam hal soail dan tengang rasa. Kebanyakan masyarakat kota lebih mementingkan kehidupan pribadi dari pada para saudara-saudaranya yang hidup dibawah kolong jembatan. 
Apakah mungkin para wakil rakyat ini merasakan apa yang di rasakan oleh rakyatnya. Ada sebagian dari para wakil rakyat yang datang saat rapat tentang rakyat hanya mainan handphon dengan membuka twiter ataupun facebook. Lalu bagaimana ia akan mewakili rakyatnya jika saat rapat hanya membuka jejaring sosial. 
Pembaungunan gedung baru haruslah sesuai dengan apa yang ia capai. Dapat kita lihat pembahasan rancangan undang-undang keistimewaan Yogyakarta sampai saat ini hanya jalan ditempat, dan masih banyak lagi rancangan undang-undang yang lain yang masih terbengkalai. Apa jadinya Indonesia tercinta ini jika para wakil rakyatnya hanya memperkaya diri sedangkan masyarakat yang memilihnya hidupnya tidak tercukupi, tentunya sangatlah tragis.
Cobalah pawa wakil rakyat ini mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan dan apa yang telah disediakan oleh Negara, memang benar jika di fikir manusia itu tidak ada cukupnya jika dituruti semua keinginannya, begitu pula para wakil rakyat disenayan. 
Jika memang ingin membangun gedung baru yang megah selesaikan terlebih dahulu century dan mafia pajak yang ada. Jika hal itu telah terselesaikan tentunya pembangunan gedung baru itu tidak akan menuai banyak protes dari masyarakat. Masyarakat akan memberikan apresiasi kepada wakilnya jika dapat menyelesaikan kasus-kasus yang merugikan Negara triliunnan tersebut.


Continue reading →
Minggu, 27 Maret 2011

Do'a untuk adekku....

0 komentar
Ya Tuhan, hamba sadar, hamba hanyalah seorang hamba yang penuh dengan dosa, tapi apakah hamba salah jika hamba meminta setitik dari berjuta dan hingga tak terkira dari semua kasih sayangmu dan pengampunanmu. Ya Tuhan berilah kesembuhan pada adek hamba yang sedang terbaring lemas dalam pangkuan perantauan. Memang hamba hanya bisa meminta dan berusaha dan hanya Engkaulah Yang Maha penyembuh dan Maha dari segala Maha. Ya Tuhan Kabulkanlah Do'a Hmbamu yang Lemah ini. Amin.....
Continue reading →

Pesonamu

0 komentar
Aku tak bisa bicara banyak tentangmu
Aku hanya menerka apa yang ada dalam benak dan hatimu
Tatapan matamu seolah berkata
Setiap gerakmu mengandung makna
Sikapmu menyimpan banyak kata yang ingin kau ucapkan
Dalam senyummu mengandung berjuta-juta tanya dalam hatiku
Apa arti dari semua itu?
Terkadang kau lembut dan manja membuatku sejenak terlena
Ada kalanya bergelombang bagai debur ombak yang menghanyutkan
Kamu seolah membawaku kembali ke masa lalu
Dan terkadang kau ingin membawaku ke masa depan
Aku menunggu arti dan makna dari tatapan matamu dan gerakmu
Saat ini aku hanya mengeja apa makna dari semua ini…
Dan menanti jawabnya hingga waktu yang menentu


Yogyakarta, 26 Maret 2011
Continue reading →

Do’a kebahagian untukmu dan temanku…

0 komentar
Setelah hampir satu tahun berlalu
Kita tiada jumpa bertatap muka
Kini kau telah ingin menyambut pelaminan
Lewat sebuah jejaring sosial kau umumkan pada semua
Tentang status, tentang hubunganmu dengannya
Hari ini lewat kertas hasil senam jariku dan suara hatiku
Aku panjatkan do’a untuk kebahagiamu dengannya
Yang tidak lain dan tidak bukan adalah temanku sendiri
Semoga harimu selalu terbingkai dengan senyuman
Tiada seperti dulu hanya bertemakan tanggis dalam setiap harimu
Semoga temanku adalah yang terahir bagimu
Semoga temanku adalah terbaik untukmu
Semoga temanku adalah senyum yang selama ini kau cari
Hanyalah do’a yang bisa aku berikan padamu
Semoga harimu bahagia dengannya….

Yogyakarta, 14 Maret 2011
Continue reading →

Artikel Pertama

0 komentar
Bissmillah..pertama niy..
Continue reading →